Cara mengemudi, menggunakan rem, kondisi jalan, dan karakter kepadatan lalu lintas, turut mempengaruhi usia pakai perangkat rem. Keawetan komponen rem amat bergantung dengan cara pengemudi memperlakukan rem. Perawatan rem biar tetap berfungsi dengan baik tidaklah terlalu sulit, yang penting tahu cara perawatan yang baik dan benarnya, berikuti ini ada beberapa kiat-kiat untuk perawatan rem.
Langkah pertama yang harus diperhatikan untuk perawatan rem adalah pada bagian disk break dan tromol, kualitas minyak rem, saluran rem serta kanvas remnya. Untuk minyak rem, biasanya harus diganti atau dibersihkan seteleh kendaraan menempuh jarak 10.000 km.
Minyak rem harus diperhatikan agar tidak kosong, yang harus diperhatikan juga adalah perbandingannya antara bagian depan dan belakang adalah 2:1, dimana bagian depan harus mendapatkan porsi paling banyak karena paling sering digunakan untuk mengerem. Segera tambahkan dengan minyak rem jenis yang sama dan cek sistem rem apakah ada kebocoran atau tidak. Karena jika kondisi sistem rem normal, pengurangan volume minyak rem tidak akan cepat terjadi, pengurangannya hanya berjalan seiring penipisan kanvas rem. Lakukan penecekan minyak rem sekitar dua minggu sekali.
Pada umumnya pabrik mobil merekomendasikan mengganti minyak rem setiap 2 tahun atau 40.000 km. Hal tersebut berlaku untuk kondisi normal. Kalau kondisi kerja rem berat, misalnya sering melalui jalanan macet, frekuensi penggunaan rem jadi tinggi. Ini bukan saja mempercepat kampas atau piringan (rem ckaram) aus. Umur pakai fluida rem jadi pendek.
Langkah selanjutnya adalah memeriksa bagian kanvas rem apakah masih dalam kondisi yang baik atau tidak. Cara memeriksanya yaitu lepaskan roda, kemudian perhatikan bagian disk break dan kanvas rem. Agar berfungsi dengan baik Bersihkan kanvas rem jika kotor dengan menggunakan amplas, sikat atau kuas. Berikan gemuk atau pelumas di bagian besi penahan, hati-hati jangan sampai terkena bagian sepatu rem, setelah itu pasang kembali kanvas dan kancingkan.
Sebaiknya untuk kendaraan otomatis penggantian kanvas rem biasanya setelah menempuh jarak 20 - 25.000 km, sedangkan untuk kendaraan manual penggantian kanvas rem biasanya setelah menempuh jarak 40.000 km. Dengan perawatan sistem rem berkala, kecelakaan akibat rem blong dapat diminimalisir.
Tentang Rem Mobil
PERHATIAN
Rem adalah komponen utama kendaraan, service hanya boleh dilakukan oleh orang yang berngalaman dibidangnya, kesalahan melakukan service, menyebabkan kecelakaan bahkan kematian.
1. Kuras system rem setiap 20.000km atau paling tidak 2 tahun sekaliRem adalah komponen utama kendaraan, service hanya boleh dilakukan oleh orang yang berngalaman dibidangnya, kesalahan melakukan service, menyebabkan kecelakaan bahkan kematian.
2. Perhatikan warna minyak rem, warna minyak rem biasanya ada 2 yaitu bening dan merah, bila sudah kotor atau berubah warna kuras dan ganti dengan yang baru
3. Periksa selang fleksible rem(getas,keras,ada retak-retak kecil) pada saat melakukan rotasi ban mobil, sekaligus cek kondisi kampas rem (bersihkan bila perlu)
4. Untuk para pengguna mobil matic, biasakan pada saat berhenti untuk menetralkan transmisi untuk mengurangi beban rem dan juga kampas transmisi.
5. Pengguna rem tromol (drum brake) harus berhati-hati sehabis melewati kawasan banjir, pastikan rem telah normal kembali dengan cara menekan pedal rem selama beberapa saat.
6. Bantu kinerja rem dengan melakukan engine brake (dengan cara menggunakan gigi rendah pada saat jalan menurun)
7. Ganti kampas rem dengan produk berkwalitas
Kenali Gejala Kerusakan Rem Mobil Anda
NERACA - Rem menjadi salah satu masalah vital yang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan. Perawatan secara berkala yang baik, dalam hal ini pengurasan dan pergantian minyak rem secara rutin dapat menghasilkan cengkeraman tetap dalam kondisi terbaik.Berikut ini beberapa tip mudah mendeteksi kerusakan rem Pertama, injak pedal remsaat me,in mati, laluWdupkan mesin. Ketika mesin hidup jangan lepas pedal rent, rasakan gerakan pedal turun sedikit. Jika pedal nem turun berbwengan dengaihldupnya mesii master rem dalam kead baik. Kedua jalankanrnobii pada kecepatan 30 - SO Kp), lalu injak rem secara normal.jika pedal rem bergetar, maka sumberkerusakan berasal dari permukaan tromol atau cakram yang aus tidak merata.
Ketiga, keausan pada sepatu rem [brakepad) dapat menimbulkan suara berdecit saat pedal rem diinjak. Tidak hanya itu, biasanya juga terdengar suara seperti logam bergesekan.
Keempat, jika pedal rem terasa keras untuk ditekan, tetapi rem tidak juga pakem, maka kerusakan berasal dari booster atau master rem. Kebocoran halus ataupun meng-getasnya karet seal rem adalah penyebab utama rem keras.
Kelima, isilah minyak rem hingga batas level maksimum pada reservoir. Kekurangan minyak rem dapat menyebabkan jarak main pedal terlalu jauh, Alhasil Anda perlu tenaga ekstra saat menginjaknya. Tak hanya itu, kanvas rem juga cepat aus karena bekerja berat tanpa bantuan minyak rem.
Keenam, saat membuka tutup reservoir, jangan menginjak pedal rem, karena akanmemancing gelembung udara. Pastikan juga reservoir tertutup rapat dan tidak ada celah udara. Senyawa kimia minyak rem dapat rusak karena terkontaminasi udara.
Ketujuh, ganti broke pad secara berkala. Idealnya pergantian brake pad dilakukan setiap 20.000 Km atau 30.000 Km. tergantung jenis dan merek mobil. Pergantian rutin ini, secara tidak langsung akan memperpanjang usia cakram.
Jika Tiba-Tiba Rem Mobil Anda Blong
Kecelakaan kendaraan salah satunya disebabkan karena rem blong dan ini sudah banyak merenggut korban jiwa. Lalu bagaimana mengatasinya?Jika anda berkendara dan rem tiba-tiba blong, maka pertama kali dilakukan adalah jangan panik dan kendalikan emosi.
Kemudian perlahan-lahan kurangi kecepatan kendaraaan. Kemudian pindahkan kaki anda dari pedal gas lalu segera fungsikan rem tangan.
Usahakan untuk mengangkat tuas rem tangan dengan pelan-pelan namun pasti hingga optimal.
Jangan pernah mengangkat tuas rem tangan sampai habis. Sebab jika anda melakukan pengereman mendadak, bisa jadi bagian belakang kendaraan anda mengalami traksi mendadak.
Jika itu terjadi, kendaraan Anda bisa melintir dan terbalik. Tentunya ini sangat membahayakan. Selain itu, bisa juga menggunakan engine brake atau pengereman melalui pemindahan transmisi.
Meski secara normal untuk memasukan gigi sangat sulit begitupun untuk memindahkannya dari posisi lima hingga kegigi satu. Namun ini bisa dipaksakan karena ini dalam kondisi darurat. Nyawa lebih penting daripada kerusakan mesin mobil Anda.
Merawat Perangkat Rem Mobil
Selasa, 15 Januari 2008 - 13:13 wib
SEBAGAI ujung tombak sistem pengendalian kendaraan, sudah selayaknya perangkat rem mendapat perhatian lebih dari pengemudi. Walau bagian ini jarang mendapat masalah, perawatan rutin harus tetap dijalankan untuk memaksimalkan kerjanya.
Idelanya perangkat rem perlu dicek setiap kendaraan menempuh jarak 10.000 km. Ini untuk memastikan apakah komponen-komponennya masih dalam kondisi sempurna. Selain itu, pembongkaran juga perlu untuk membersihkan dari penumpukan debu di bagian kanvas, teromol, dan cakram. Debu berpotensi menyebabkan goresan pada piringan atau teromol tergores.
Sistem hidrolik rem pun secara rutin perlu dibersihkan dan dilakukan penggantian. Ini perlu dilakukan, setidaknya setelah kendaraan menempuh jarak 40.000 km atau kira-kira 2 tahun. Penyebabnya adalah sifat higroskopis cairan rem yang membuatnya bisa bereaksi dengan udara. Bila tidak cairan akan mengandung uap air.
Selain menimbulkan gelembung yang bisa menimbulkan korosi pada komponen rem, juga membuat kerja rem tidak pakem. Bisa juga rem tiba-tiba macet saat dipakai berulang-ulang karena tekanan udara di dalam minyak rem akan naik. Penggantian cairan secara teratur juga akan memperpanjang umur seal karet dalam sistem rem.
Budaya mengerem mendadak harus dihilangkan kecuali dalam kondisi darurat. Penngereman mendadak menyebabkan beban kerja rem semakin berat. Lakukan pengereman secara bertahap, dibarengi perpindahan persnelling ke posisi lebih rendah untuk memperpanjang usia kanvas rem.
Selain itu, hindari juga menginjak pedal saat mobil berhenti di perempatan. Karena saat itu piringan atau teromol dalam kondisi panas, jika pedal terus diinjak, panas yang tersisa bisa merusak kanvas yang menempel. Akibat lain proses pendinginan piringan atau teromol pun jadi terhambat.
Perangkat rem tidak perlu diganti bila tidak mengalami kerusakan. Namun harus sering dibersihkan agar debu kanvas atau tromol tidak mengganggu bagian lain. Yang harus kita perhatikan adalah, bila tiba-tiba rangkaian rem mengalami keanehan.
Keanehan kerja perangkat rem, dapat dipantau dengan sederhana, seperti merasakan kerasnya injakan pedal rem dan memantau isi tandon minyak rem.
Penggantian komponen, mulai master, kanvas maupun break pad, hanya perlu dilakukan bila bagian ini menunjukan kerusakan. Kerusakan biasanya diawali dengan munculnya getaran berlebih saat melakukan pengereman atau terasa lebih dalam katika Anda menginjak pedal rem. Kadang muncul pula suara aneh yang menunjukan kerusakan saat rem diaktifkan.
Perlu diperhatikan, saat hendak melakukan penggantian komponen, cukup pada bagian yang mengalami kerusakan. Jangan sekali-kali mencoba membongkar komponen lain bila tidak untuk kepentingan penggantian. Biasanya konsumen meminta bagian lain diservis saat mengganti salah satu komponen. Kegiatan ini justru bisa merugikan.
Tidak ada teori pasti yang menyatakan seberapa jauh pemakaian komponen rem hingga harus melakukan penggantian. Beberapa pabrikan menyatakan komponen rem, khususnya kanvas dan break pad, harus mengalami penggantian pada 70.000 km pamakaian. Sebagian lain mengatakan 30.000 atau 40.000 km.
Cara mengemudi, menggunakan rem, kondisi jalan, dan karakter kepadatan lalu lintas, turut mempengaruhi usia pakai perangkat rem. Keawetan komponen rem amat bergantung dengan cara pengemudi memperlakukan rem. Cara Menyetel hand rem mobil
Kumpul-kumpul sesama anggota kumunitas klub otomotif, tak cuma ngobrol ngalor-ngidul. Atau saling pamer kelebihan dan keunggulan kendaraannya. Contohnya New Dimension Jakarta (NDJ), membagi ilmu cara menyetel rem tangan yang kendur.
Urgensitasnya, selain aman kala parkir karena roda terkunci dengan erat, menyetel rem tangan juga bisa buat sliding atau burn out. Jadi, pengemudi enggak perlu menarik tuas terlalu tinggi sehingga anggota tubuh tidak bergerak hebat dan konsentrasi terjaga.
Nih, langkah-langkahnya.
1. Alat-alat yang dibutuhkan, cukup obeng dan kunci 10.
2. Buka konsol boks tengah. Jumlah baut yang mengikat berbeda, tergantung pada merek kendaraan.
3. Setelah terbuka, putar baut penyetel pakai kunci 10. Banyaknya jumlah putaran disesuaikan dengan posisi tuas rem tangan yang diinginkan. Penyetelan dilakukan saat mobil diam (tidak jalan). Jangan setel posisi tuas rem terlalu rendah karena ditakutkan rem bisa mengunci sendiri.
4. Bila sudah, tutup kembali konsol boks dan silakan jajal. Mangatasi Kehabisan Minyak Rem Mobil Dengan Cairan Lain
Idelanya perangkat rem perlu dicek setiap kendaraan menempuh jarak 10.000 km. Ini untuk memastikan apakah komponen-komponennya masih dalam kondisi sempurna. Selain itu, pembongkaran juga perlu untuk membersihkan dari penumpukan debu di bagian kanvas, teromol, dan cakram. Debu berpotensi menyebabkan goresan pada piringan atau teromol tergores.
Sistem hidrolik rem pun secara rutin perlu dibersihkan dan dilakukan penggantian. Ini perlu dilakukan, setidaknya setelah kendaraan menempuh jarak 40.000 km atau kira-kira 2 tahun. Penyebabnya adalah sifat higroskopis cairan rem yang membuatnya bisa bereaksi dengan udara. Bila tidak cairan akan mengandung uap air.
Selain menimbulkan gelembung yang bisa menimbulkan korosi pada komponen rem, juga membuat kerja rem tidak pakem. Bisa juga rem tiba-tiba macet saat dipakai berulang-ulang karena tekanan udara di dalam minyak rem akan naik. Penggantian cairan secara teratur juga akan memperpanjang umur seal karet dalam sistem rem.
Budaya mengerem mendadak harus dihilangkan kecuali dalam kondisi darurat. Penngereman mendadak menyebabkan beban kerja rem semakin berat. Lakukan pengereman secara bertahap, dibarengi perpindahan persnelling ke posisi lebih rendah untuk memperpanjang usia kanvas rem.
Selain itu, hindari juga menginjak pedal saat mobil berhenti di perempatan. Karena saat itu piringan atau teromol dalam kondisi panas, jika pedal terus diinjak, panas yang tersisa bisa merusak kanvas yang menempel. Akibat lain proses pendinginan piringan atau teromol pun jadi terhambat.
Perangkat rem tidak perlu diganti bila tidak mengalami kerusakan. Namun harus sering dibersihkan agar debu kanvas atau tromol tidak mengganggu bagian lain. Yang harus kita perhatikan adalah, bila tiba-tiba rangkaian rem mengalami keanehan.
Keanehan kerja perangkat rem, dapat dipantau dengan sederhana, seperti merasakan kerasnya injakan pedal rem dan memantau isi tandon minyak rem.
Penggantian komponen, mulai master, kanvas maupun break pad, hanya perlu dilakukan bila bagian ini menunjukan kerusakan. Kerusakan biasanya diawali dengan munculnya getaran berlebih saat melakukan pengereman atau terasa lebih dalam katika Anda menginjak pedal rem. Kadang muncul pula suara aneh yang menunjukan kerusakan saat rem diaktifkan.
Perlu diperhatikan, saat hendak melakukan penggantian komponen, cukup pada bagian yang mengalami kerusakan. Jangan sekali-kali mencoba membongkar komponen lain bila tidak untuk kepentingan penggantian. Biasanya konsumen meminta bagian lain diservis saat mengganti salah satu komponen. Kegiatan ini justru bisa merugikan.
Tidak ada teori pasti yang menyatakan seberapa jauh pemakaian komponen rem hingga harus melakukan penggantian. Beberapa pabrikan menyatakan komponen rem, khususnya kanvas dan break pad, harus mengalami penggantian pada 70.000 km pamakaian. Sebagian lain mengatakan 30.000 atau 40.000 km.
Cara mengemudi, menggunakan rem, kondisi jalan, dan karakter kepadatan lalu lintas, turut mempengaruhi usia pakai perangkat rem. Keawetan komponen rem amat bergantung dengan cara pengemudi memperlakukan rem.
Kumpul-kumpul sesama anggota kumunitas klub otomotif, tak cuma ngobrol ngalor-ngidul. Atau saling pamer kelebihan dan keunggulan kendaraannya. Contohnya New Dimension Jakarta (NDJ), membagi ilmu cara menyetel rem tangan yang kendur.
Urgensitasnya, selain aman kala parkir karena roda terkunci dengan erat, menyetel rem tangan juga bisa buat sliding atau burn out. Jadi, pengemudi enggak perlu menarik tuas terlalu tinggi sehingga anggota tubuh tidak bergerak hebat dan konsentrasi terjaga.
Nih, langkah-langkahnya.
1. Alat-alat yang dibutuhkan, cukup obeng dan kunci 10.
2. Buka konsol boks tengah. Jumlah baut yang mengikat berbeda, tergantung pada merek kendaraan.
3. Setelah terbuka, putar baut penyetel pakai kunci 10. Banyaknya jumlah putaran disesuaikan dengan posisi tuas rem tangan yang diinginkan. Penyetelan dilakukan saat mobil diam (tidak jalan). Jangan setel posisi tuas rem terlalu rendah karena ditakutkan rem bisa mengunci sendiri.
4. Bila sudah, tutup kembali konsol boks dan silakan jajal.
Mangatasi Kehabisan Minyak Rem Mobil Dengan Cairan Lain
Rem
Ada usul agar artikel atau bagian dari halaman Sistem rem digabungkan ke halaman atau bagian ini. (diskusikan) |
Energi kinetik meningkat sebanyak pangkat dua kecepatan (E = ½m·v2). Ini berarti bahwa jika kecepatan suatu kendaraan meningkat dua kali, ia memiliki empat kali lebih banyak energi. Rem harus membuang empat kali lebih banyak energi untuk menghentikannya dan konsekuensinya, jarak yang dibutuhkan untuk pengereman juga empat kali lebih jauh.
Jumat, 03 Desember 2010 13:45 WIB
Masing-masing jenis rem itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Perangkat lain yang terhubung dengan sistem rem adalah rem parkir, booster dan sistem antilock.
Sebagai pemilik kendaraan, ada baiknya Anda mengenali jenis rem mobil sekaligus masalah yang kerap muncul. Plus beberapa komponen utama yang ada di sistem rem.
Rem cakram
Hingga sekarang, konstruksi ini merupakan yang terbaik. Kelebihannya, umur pakai lebih lama, lebih tahan terhadap air, lebih bersih dan cenderung lebih pakem ketimbang rem jenis lain.
Sistem ini bisa menyetel sendiri tergantung ketebalan sepatu rem. Komponen utamanya: sepatu rem, rotor, kaliper dan pendukungnya.
Rem teromol
Beberapa mobil masih menggunakan konstruksi rem dengan teromol, yang juga dikenal dengan drum. Alasan utamanya adalah ongkos. Biasanya rem depan memakai jenis cakram, sedang belakang diisi teromol untuk menekan biaya produksi.
Selain alasan itu, rem teromol juga memudahkan instalasi sistem rem parkir yang bekerja secara mekanis, bukan hidraulis.
Rem ini juga menggunakan sepatu rem yang bergesekan dengan dinding dalam teromol yang memiliki per pengatur kerenggangan. Jenis ini lebih rentan terhadap air dan kotoran ketimbang cakram.
Rem parkir
Sistem rem parkir ini mengendalikan rem belakang menggunakan kabel baja yang terhubung dengan tuas tangan atau kaki di kabin. Gunanya, selain untuk parkir, ia bisa dipakai saat darurat.
Ketika rem lain blong, ia dapat digunakan untuk menghentikan mobil. Pasalnya, rem ini bekerja secara mekanis dan mem-bypass semua kerja hidraulis rem lain.
Dengan menggunakannya setiap kali parkir, kabel bajanya tetap bersih, terbebas dari karat dan bekerja optimal.
Antilock Braking System (ABS)
Merupakan sistem pendukung untuk memaksimalkan kerja rem kendaraan. Prinsip kerja sistem ini adalah menggunakan tekanan rem secara efisien, sesaat sebelum roda mengunci.
Sistem ini bekerja dengan komputer yang memonitor kecepatan putaran tiap ban melalui sensor.
Kala mengerem mendadak, alat ini membuat mobil tetap dapat dikendalikan dan jarak pengereman lebih pendek. Saat ABS bekerja, pedal rem bakal terasa bergetar. Itu normal. Jika ia bermasalah, lampu indikator akan menyala di panel instrumen.
Master rem
Perangkat ini ada di ruang mesin, tepatnya di firewall persis di depan pengemudi. Berisi dua master rem dalam satu rumah yang masing-masing bekerja untuk sepasang roda.
Perangkat ini jarang rusak. Jika pun rusak, umumnya terjadi kebocoran sil penyekat. Gejalanya pedal rem lambat terbenam saat diinjak.
Slang
Minyak rem dialirkan dari master rem ke roda melalui slang baja antikarat tanpa sambungan dan karet keras tapi fleksibel.
Slang karet hanya ada di area yang bergerak. Misalnya di roda depan yang bergerak naik-turun. Jika ada kerusakan pada slang baja, sebaiknya mengganti seluruhnya. Sehingga tak ada potensi kebocoran.
Sepatu rem
Untuk rem cakram, digunakan brake pad berbentuk pipih. Sedang pada rem teromol, brake shoe yang bentuknya setengah lingkaran.
Materialnya memiliki daya serap panas tinggi dan tidak bising. Banyak juga material lain yang dipakai untuk memperpanjang umur pakai dan keheningan.
Komponen ini bisa aus dan diganti secara berkala. Mendeteksi aus, lihat tanda batas keausan atau mendengar suara gesekan walau tidak direm.
Cakram
Terbuat dari besi tempa dengan proses pembuatan permukaan yang canggih. Cakram ini juga bisa aus, tapi prosesnya lama. Biasanya muncul geram akibat bergesekan dengan sepatu rem.
Jika sepatu rem diganti, sebaiknya permukaan cakram juga dihaluskan. Tapi tak melebihi batas maksimumnya. Gunanya, agar gesekan dengan sepatu rem tetap baik.
Teromol
Teromol atau drum ini terbuat dari besi dan dinding dalamnya bergesekan dengan sepatu rem. Tiap kali penggantian sepatu rem, permukaan dinding dalam juga dihaluskan dengan dikikis.
Tapi perhatikan batasnya. Komponen ini terpasang pada alas (backing plate) bersama dengan per dan pemegang sepatu rem.
Kaliper
Ada 2 tipe kaliper yang populer digunakan rem cakram: floating dan fix. Kaliper floating satu piston lebih murah diproduksi dan hemat perawatan. Sedang kaliper dua piston biasanya ada di mobil lebih mahal, dan menginjak pedal rem lebih meyakinkan.
Kaliper fix 4 piston umum dipakai di mobil mewah atau performa tinggi. Kerjanya paling efisien, tapi ongkos perawatannya tinggi.
Yang terpenting dari berbagai macam kaliper ini, harus segera diganti begitu mengalami kebocoran minyak rem.
Booster
Booster rem terpasang tepat di belakang master rem dan terhubung dengan pedal rem. Tugasnya, memperbesar tekanan dari injakan kaki pada pedal rem. Injakan ringan pun bisa menghentikan mobil.
Tapi karena bekerja dengan kavakuman intake manifold, saat mesin mati, injakan yang diperlukan jadi sangat berat untuk deselerasi. Komponen ini berdaya tahan tinggi dan hanya sedikit masalah yang muncul.
Simbol indikator seputar rem
Rem parkir: Inilah simbol lampu indikator jika rem parkir sedang diaktifkan.
Tanda seru: Jika ada lampu indikator bersimbol ini menyala di panel instrumen, berarti sistem rem mobil sedang bermasalah. Misalnya jumlah minyak rem kurang dari seharusnya. Berhenti segera dan lakukan pemeriksaan.
ABS: Indikator sistem rem ABS ini akan menyala sesaat ketika kunci di posisi ACC. Terus menyala berarti sistem bermasalah.
Tanda rem mengunci: Simbol penanda apakah rem bekerja dengan sempurna atau tidak. Sehingga pengendara dapat melakukan pengereman lagi.
Temperatur rem: Tak semua mobil dilengkapi inidikator ini. Merupakan simbol indikator yang memberikan peringatan saat rem dalam kondisi panas karena pemakaian.