Kamis, 03 Februari 2011

TRANSMISI OTOMATIS

Transmisi otomatis


Potongan transmisi otomatis
Transmisi otomatis
adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi percepatan secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan pada sistem transmisi otomatis ini digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak transmisi otomatis. Pada transmisi otomatis roda gigi planetari berfungsi untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi seperti halnya pada roda gigi pada transmisi manual.
Kecendenderungan masyarakat untuk menggunakan transmisi otomatis semakin meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini, khususnya untuk mobil-mobil mewah, bahkan type-type tertentu sudah seluruhnya menggunakan transmisi otomatis. Kenderungan yang sama terjadi juga pada sepeda motor seperti Yamaha Mio, Honda Vario.

Moda transmisi otomatik

Transmisi otomatik dikendalikan dengan hanya menggerakkan tuas percepatan ke posisi tertentu. Posisi tuas transmisi otomatik disusun mengikut format P-R-N-D-3-2-L, sama ada dari kiri ke kanan ataupun dari atas ke bawah. Mesin hanya bisa dihidupkan pada posisi P ataupun N saja.
Umumnya moda transmisi otomatik adalah seperti berikut:
  • P (Park) adalah posisi untuk kendaraan parkir, Transmisi terkunci pada posisi ini sehingga kendaraan tidak bisa didorong.
  • R (Reverse) adalah posisi untuk memundurkan kendaraan.
  • N (Neutral) adalah posisi gir netral, hubungan mesin dengan roda dalam keadaan bebas.
  • D (Drive) adalah posisi untuk berjalan maju pada kondisi normal.
  • 2/S (Second) adalah posisi untuk berjalan maju di medan pegunungan .
  • 1/L (Low) adalah posisi maju pada gir ke satu, hanya digunakan pada saat mengendarai pada medan yang sangat curam.
Sedangkan opsionalnya adalah :
  • 3 adalah posisi untuk berjalan maju dan transmisi tidak akan berpindah pada posisi top gear.
  • O/D (Over Drive) adalah posisi supaya perpindahan gir pada transmisi terjadi pada putaran mesin yang lebih tinggi.

Lihat pula

pengguna mobil dengan transmisi otomatis dan kerap merasakan, meski mesin mobil mobil sudah meraung-raung tapi tarikan tetap berat? Jangan buru-buru memvonis mesin mobil Anda tak beres. Karena bisa jadi sistem transmisi mobil Anda tak beres.
“Ya. Ada beberapa gejala akibat sistem transmisi tidak beres. Salah satunya, dan yang paling sering dialami orang adalah gejala kopling selip. Tetapi masih banyak yang lain,” tutur Julianto, Mekanik Rezeki Motor, Kembangan, Jakarta Barat, Senin (25/4).

Menurut Juli – panggilan Julianto – penyebab utama dari semua kerusakan tersebut adalah tidak rutinnya oli transmisi diganti yang kemudian berpengaruh pada sistem kerja transmisi. Kebanyakan orang beranggapan sistem transmisi otomatis tidak menggunakan kanvas kopling dan kopling.

Padahal justru sebaliknya. Jumlah kanvas di transmisi otomatis lebih banyak, sehingga potensi terjadinya penyumbatan filter oli pun juga tinggi. “Sebab, kanvas yang jumlahnya banyak itu dan saling bergesekan juga menghasilkan serbuk atau butiran dari kanvas yang bergesek itu juga banyak. Serbuk atau butiran itulah yang menyumbat filter oli,” terang Juli.

Bila filter tersumbat, maka kerja sistem transmisi pun terganggu karena tidak dilumasi oli. Akibatnya, kopling mengalami selip. Tetapi, gejala ketidakberesan di transmisi otomatis tak cuma kopling selip. Ada juga tidak mulusnya perpindahan gigi seperti seharusnya dan masih banyak lagi.

Bila kerusakkan parah, maka bersiap-siaplah untuk ganti semua komponen yang harganya juga tak murah. “Untuk ongkos pengerjaannya saja, antara Rp 2 – 3 juta. Itu untuk mobil keluaran Jepang atau Korea ,” kata Juli.

Sedangkan untuk mobil keluaran Eropa khususnya yang kelas premium, sebut Juli, biaya untuk perbaikan dan harga bisa berlipat-lipat. “Apalagi, perbaikan sistem transmisi lebih sulit, dan tidak semua bengkel bisa menanganinya,” lanjut dia.

Lantas bagaimana cara untuk mengetahui sistem transmisi otomotis mobil Anda masih sehat atau tidak? Cukup gampang, Anda bisa memilih melakukan beberapa hal berikut :

1. Periksa apakah ada oli transmisi yang bocor. Untuk mengamatinya, lihatlah lantai garasi Anda khususnya tepat di bagian tengah depan atau di antara kedua roda depan. Adakah rembesan oli di lantai?

2. Dengarkan dengan seksama saat perpindahan gigi, apakah ada suara kasar atau tidak? Perpindahan gigi terutama saat kendaran berjalan.

3. Perhatikan dengan cermat, apakah suara mesin menderu sesuai dengan laju kendaraan? Bila mesin sudah meraung-raung tetapi laju kendaraan masih biasa-biasa saja, berarti ada selip kopling.

4. Bila Anda belum yakin, ada baiknya melakukan tes. Caranya, hidupkan mesin mobil. Kemudian masukkan persneling ke posisi D atau R. Lepas pedal rem, perhatikan apakah kendaraan bergerak atau tidak. Bila transmisi masih sehat, mobil akan bergerak dan sebaliknya.


Sedangkan untuk perawatan sistem transmisi otomatis agar tak cepat rusak. Berikut langkah yang perlu Anda perhatikan:

1. Gunakan selalu oli/pelumas yang dianjurkan oleh pabrikan. Biasanya, di kemasan oli untuk mobil bertransmisi itu tertera tulisan ATF atau Automatic Transmission Fluid.

2. Jangan lupa secara rutin memeriksa tabung penyimpan oli transmisi. Perhatikan, isi tabung jangan sampai di batas minimal atau bahkan kurang, dan jangan pula melebihi batas maksimal.

3. Penggantian oli jangan melebihi batas waktu penggantian yang dirasankan misalnya setiap 40 ribu kilometer atau kurang dari itu.

4. Bila Anda berhenti sementara, posisi transmisi harus di N, dan jangan sampai menggunakan posisi D sembari menginjak rem. Pasalnya, hal itu akan menjadikan kanvas cepat aus.
Cara perawatan transmisi otomatis sebenarnya tidaklah sulit seperti yang diperkirakan banyak orang.
Perawatan transmisi otomatis yang dilakukan sama dengan perawatan yang dilakukan terhadap transmisi manual, berupa pengecekan terhadap kualitas minyak transmisi otomatis (hampir sama dengan minyak rem/Automatic Transmission Fluid dan bukan termasuk oli) dan kebocoran dari packing-packing yang ada. Malah sebenarnya lebih simple dari manual.
Namun kualitas minyak untuk transmisi otomatis ini bila dipergunakan sebagaimana semestinya dan tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer sampai 100 ribu kilometer. ”Malah sebenarnya bisa sampai 200 ribu kilometer, jelas Agus Susanto Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia.
Ia mengatakan, kopling transmisi otomatis ini lebih efisien karena berdaya tahan lama dari oli transmisi manual. Kopling ini terendam dalam bak minyak transmisi dan tidak bergesekan langsung. Berbeda dengan transmisi manual dengan sistem kopling kering yang bersentuhan dengan “roda gila”.
Kesan bahwa transmisi otomatis perawatannya sulit dan tidak semua bengkel yang bisa menanganinya adalah memang benar. Tetapi bukankah kalau kendaraan diperlakukan dengan benar dalam artian dirawat dengan baik, maka tidaklah mungkin transmisi akan mengalami kerusakan dengan sendirinya.
“Yang penting kalau kendaraan mengalami mogok dan ketika harus didorong, bagian roda mobil yang digerakkan transmisi tersebut harus diangkat. Tidak boleh menyentuh jalan ketika ditarik,” jelas Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia tersebut.
Alasannya adalah, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin tersebut dipindahkan untuk memutar roda melalui minyak transmisi yang disemprotkan ke tiap gigi percepatan tersebut. Sedangkan bila ditarik yang terjadi adalah proses kebalikannya, di mana putaran roda akan menghasilkan tekanan kepada katup solenoid yang tertutup karena mesin tidak dihidupkan.
“Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa minyak transmisi tersebut yang akan rusak,” jelas Agus.

Tergantung Pemakaian
Namun cepat atau tidaknya, baik transmisi otomatis maupun manual tersebut memang tergantung dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya yang kasar, ataupun kendaraan membawa beban lebih.
Karena itu setiap pengemudi sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka yang tertera dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan bagi tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar hanya akan memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diraih tidak seimbang.
Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang menanjak dan menurun yang tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi D ini sama artinya dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau normal.
Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta dalam waktu yang lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya untuk menurunkan putaran mesin yang otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Posisi ini sama saja dengan gigi 4.
Namun sekarang percepatan transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5 percepatan. Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya adalah posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu merah. Dari posisi D sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini digunakan ketika memarkirkan kendaraan.
“Mobil tidak akan jalan ketika di starter,” ujar Agus. Fungsi huruf R adalah kependekan dari Reverse, artinya digunakan untuk mundur.

Kemajuan teknologi dibidang otomotif memungkinkan sistem tranmisi konvensional pada kendaraan bermotor roda dua diganti dengan sistem transmisi otomatis agar mempermudah pengguna dan tidak mengabaikan kenyamanan dalam berkendara. Pengembangan Sstem Transmisi Otomatis pada sepeda motor ini bertujuan mengganti sistem transmisi konvensional (semi otomatis) menjadi otomatis, dengan menggunakan mikrokontroler sebagai otak utama sistem. Mikrokontroler ATMEL C51 menerima pu1sa dari sensor putaran roda sepeda motor sebagai acuan untuk menggerakkan motor DC sebagai pengubah gigi transmisi. Pada sistem ini sudah ditentukan untuk gigi 1 bekerja pada kecepatan 0-18 km/jam, gigi 2 bekerja pada kecepatan 19-37 km/jam, gigi 3 bekerja pada kecepatan 38-60 km/jam dan gigi 4 bekerja pada kecepatan 6Okm/jam ke atas. Dari percobaan yang telah dilakukan di dapatkan bahwa respon dari sistem transmisi otomatis ini lebih lambat dibandingkan dengan sistem konvensional. Untuk kecepatan dari 0 hingga 60 km/jam pada kondisi jalan lurus, dengan sisten transmisi otomatis memerlUkan waktu 14,73 detik, sedang untuk sistem konvensional memerlukan waktu hanya 13,59 detik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar